Selasa, 22 Februari 2011

Bahan Baku Biogas dari Sampah Rumah Tangga di RT 06 RW 02 Cipadung Kec. Cibiru - Bandung

      Jika kita berjalan-jalan ke pasar tradisional, pastilah akan kita jumpai sampah sayur-sayuran dan buah-buahan yang berton-ton jumlahnya. Sebagaimana sampah-sampah organik lainnya seperti kotoran ternak, ampas tebu, dan lain-lain, umumnya sampah organik tersebut tidak banyak dimanfaatkan, tetapi dibiarkan menumpuk dan membusuk, sehingga dapat menggangu pemandangan dan mencemari lingkungan. Salah satu cara penanggulangan sampah organik yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah dengan menerapkan teknologi anaerobik untuk menghasilkan biogas.
Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa udara). Umumnya, semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik homogen, baik padat maupun cair yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Bila sampah-sampah organik tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Tapi, hanya CH4 yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Umumnya kandungan metana dalam reaktor sampah organik berbeda-beda. 
       Meskipun penelitian di bidang biogas bukanlah aspek baru dalam riset kimia, tetapi tidak menutup kemungkinan akan adanya pengembangan dalam penyempurnaan teknologi anaerobik untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas biogas yang lebih baik. Setidaknya beberapa misteri dalam bidang penelitian ini masih memerlukan pemikiran yang mendalam untuk memperoleh jawabannya seperti penentuan bakteri anaerobik yang paling baik, penentuan starter, pencarian bahan baku dan waktu optimum proses anaerobik. Selain itu, penelitian dibidang ini termasuk gampang-gampang susah dalam artian, meskipun secara terori dapat dihasilkan gas metana, tetapi dalam prakteknya terkadang para peneliti hanya mendapatkan sedikit sekali gas metana bahkan tidak sama sekali.

      Sisi positif yang dapat kita ambil dari pengembangan teknologi anaerobik adalah bahwa tidak ada sesuatu pun yang tidak bermanfaat di bumi ini bahkan sebuah sampah sekalipun. Dengan teknologi anaerobik, selain memperoleh biogas, manfaat lainnya adalah akan diperoleh pupuk organik dengan kualitas yang tinggi, yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain yang tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia.

      Di Cipadung RT 06 RW 02, Kecamatan Cibiru Kota Bandung, telah dibangun sebuah instalasi pengolahan sampah rumah tangga dengan kapasitas daya tampung sampah sebanyak 8 m3. Pembangunan instalasi pengolahan ini dapat mengurangi beban pemerintah dalam hal upaya penanganan sampah di lingkungan masyarakat, mengurangi biaya transportasi dari TPS ke TPA karena sampah yang ada di masyarakat telah diurai oleh masyarakat bersangkutan.


                                          Gb. Taman Pembuangan Sampah
      Out come dari pengolahan sampah tersebut adalah gas rumah tangga, listrik (melalui genset), dan limbah cair organik sebagai pupuk. Proses pengolahan seperti ini sama sekali tidak menimbulkan bau, bahkan menghilangkan bau menyengat yang biasanya ditimbulkan dari timbunan sampah. Dengan demikian, lingkungan menjadi bersih terbebas dari sampah yang selama ini berserakan atau bertumpuk di sudut-sudut lingkungan.
   Program kedua Gembelink7 yaitu mendaur ulang sampah an organik sebagai langkah pemberdayaan ibu-ibu PKK di wilayah RW 02 Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Sampah jenis anorganik dapat ditangani dengan dua cara, cara pertama adalah digiling atau dihaluskan dengan menggunakan mesin perajang kemudian dijual ke produsen pembuat barang-barang berbahan plastik. Nilai jual dari sampah plastik setelah dirajang ini cukup tinggi, sehingga akan sangat membantu menaikkan kesejahteraan orang-orang yang usahanya bergerak dari mengumpulkan sampah diantaranya plastik.
Cara kedua adalah dengan diubah bentuk menjadi barang-barang kerajinan tangan. Penanganan cara ini memerlukan kreatifitas dan keterampilan yang khusus, sehingga tidak setiap orang akan bisa melakukannya. Akan tetapi melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan secara khusus, bukan mustahil bagi seseorang yang awalnya tidak bisa kemudian menjadi seorang yang kreatif dan terampil mengubah bentuk sampah anorganik menjadi barang-barang komoditas ekonomi.
Upaya penanganan sampah seperti dijelaskan di atas, akan mampu mengubah kondisi lingkungan hidup kita menjadi lebih baik. Kerusakan lingkungan yang lebih parah akibat pencemaran dapat dihindarkan. Pada gilirannya akan mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah bahwa sampah yang selama ini menjijikkan ternyata menjanjikan, ternyata sampah membawa berkah. Bandung Kota Sampah menjadi Bandung Kota Berkah........semoga.
                                     
                                                                                   Gembelink7
                                                    (Generasi Muda Berwawasan Lingkungan)

  

5 komentar:

  1. Pak,bisa tahu tempatnya dimana ? saya ingin belajar membuat biogas. Cipadungnya sebelah mana ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cipadungnya....kecamatan cibiru...setelah cilengkrang sebelum UIN SGD. Ada masjid As-Siraj depen RS Bersalin Bunda Nanda

      Hapus
  2. kreatif, salam semangat produktif untuk indonesia :)

    BalasHapus
  3. Pak Bisa minta panduan untuk membuat digester gak sama bahan apa saja yg bisa di jadukan biogas pak

    08991117056
    ato di emailkan ke
    asdamahmudah@yahoo.co.id

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo panduan mungkin agak sulit karena ada hal-hal teknis yang sulit untuk dijelaskan, kalo bahan sebenarnya seluruh sampah organik bisa dijadikan biogas asalkan instalasinya benar dan cocok

      Hapus